Logistics Performance Index Indonesia

Logistics Performance Index Indonesia 


Logistic Performance Index (LPI) adalah, sebagai tolok ukur kinerja logistik yang sederhana, dengan LPI ini akan mencerminkan dalam perspektif global, apakah sebuah negara terkoneksi secara global. LPI diukur berdasarkan enam indikator yaitu:
1. Efisiensi proses pembersihan (yaitu, kecepatan, kesederhanaan, dan kepastian formalitas) oleh badan pengawas perbatasan, termasuk bea cukai
2.  Kualitas infrastruktur terkait perdagangan dan transportasi (mis., Pelabuhan, jalur kereta api, jalan, teknologi informasi)
3.    Kemudahan mengatur pengiriman dengan harga bersaing
4. Kompetensi dan kualitas layanan logistik (mis., Operator transportasi, broker bea cukai)
5.    Kemampuan untuk melacak dan melacak pengiriman

6.    Ketepatan waktu pengiriman dalam mencapai tujuan dalam waktu pengiriman yang dijadwalkan atau yang diharapkan.


Grafik Performance





Data tabel 2012

Data tabel 2014


Data tabel 2016



Data tabel 2018







Pengaruh Infrastruktur dan Kompetensi Operator untuk Biaya Logistik

Infrastruktur
1.   Produktifitas akan jauh lebih meningkat.
2.   Dengan pembangunan infrastruktur yang baik dan berkualitas maka akan menurunkan biaya input.
Biaya logistik yang tinggi di Indonesia bisa menyebabkan perbedaan harga yang substansial di antara provinsi-provinsi di nusantara. Misalnya, beras atau semen jauh lebih mahal di Indonesia bagian timur daripada di pulau Jawa atau Sumatra karena biaya tambahan yang timbul dari titik produksi ke end user. Dengan kata lain, jaringan perdagangan yang lemah di Indonesia, baik antar-pulau dan intra-pulau, menyebabkan tekanan inflasi berat pada produk yang diproduksi dalam negeri.
Sementara itu, masalah logistik yang tidak efisien (yang mencakup bidang transportasi, pergudangan, konsolidasi kargo, clearance perbatasan, distribusi dan sistem pembayaran) menghambat peluang para pengusaha untuk memperluas bisnis mereka.


Kompetensi Operator
Peningkatan daya saing perusahaan jasa logistik dapat dilakukan dengan: Pertama, peningkatan kompetensi SDM, baik melalui pendidikan logistik formal maupun pelatihan dan sertifikasi profesional bidang logistik. Kedua, peningkatan kompetensi perusahaan melalui pemenuhan standardisasi teknis dan proses. Ketiga, penguatan dan perluasan jaringan kerja secara global. Terakhir, peningkatan kapabilitas perusahaan logistik dari penyedia jasa logistik dasar menjadi 3PL dan 4PL.

Pengelolaan jasa logistik secara terintegrasi juga berpotensi menawarkan biaya yang lebih murah. Hal ini bisa terjadi karena tingkat efisiensi pengelolaan operasional dan pencapaian skala ekonomi yang lebih baik.


Saran Pengembangan untuk Logistik Indonesia.



1.     Mengiprovasi kembali moda transportasi dan rute
Mengubah perutean atau mode pengiriman dapat membuahkan hasil, terutama untuk pengirim barang kelas menengah.

2.     Tempatkan fast moving di dekat tempat pengiriman
Pastikan pengiriman  A dan B Anda ditempatkan dengan benar untuk memungkinkan waktu pemrosesan minimum dan jarak ke jalur pengiriman keluar.

3.     Posisi inventori secara strategis.

4.     Pertimbangkan kemasan sesuai permintaan
Dengan pengemasan sesuai permintaan,  mesin akan menysuaikan packging  dengan dimensi container.

5.     Keep customer informed

Faktanya, 70 persen pelanggan bersedia mengeluarkan lebih banyak uang dengan perusahaan yang mereka yakini menyediakan layanan pelanggan yang sangat baik.




Nama : Belia Kusumawardani 

Nim : 224416122


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ALASAN MEMILIH ITL TRISAKTI DAN JURUSAN LOGISTIK

KUNJUNGAN ILMIAH PT CALPIS INDONESIA